SEJARAH PRESTASI SENAM DI INDONESIA
Senam artistik
Senam artistik adalah salah satu disiplin olahraga senam, dan merupakan cabang sangat populer pada Olimpiade.
Pada hari pertandingan seorang pesenam melakukan sebuah rangkaian gerakan singkat (bervariasi mulai dari 30 sampai dengan 90 detik) untuk setiap alat yang berebda, sementara untuk meja lompat membutuhkan waktu yang lebih singkat. Senam artistik berada di bawah naungan Federation Internationale de Gymnastique (disingkat FIG) yang menyusun manual penilaian dan regulasi untuk semua aspek dari kompetisi elite internasional. Sementara dalam lingkup nasional, senam diatur oleh masing-masing federasi nasional, British Amateur Gymnastics Association (disingkat BAGA) di Britania Raya, USA Gymnastics (disingkat USAG) di Amerika Serikat, dan Persani di Indonesia.
Sejarah
Senam ritmik pada PON XVII 2008 di Samarinda
Menurut asal kata, senam (gymnastics) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya: "untuk menerangkan bermacam-macam gerak yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang". Dalam abad Yunani kuno, senam dilakukan untuk menjaga kesehatan dan membuat pertumbuhan badan yang harmonis, dan tidak dipertandingkan. Baru pada akhir abad ke-19, peraturan-peraturan dalam senam mulai ditentukan dan dibuat untuk dipertandingkan. Pada awal Olimpiade modern, senam dianggap sebagai suatu demonstrasi seni daripada sebagai salah satu cabang olahraga yang teratur.
Menurut Menke G. Frank dalam Encyclopedia of Sport (Bannes and Company, New York, 1960), senam terdiri dari gerakan-gerakan yang luas/banyak atau menyeluruh dari latihan-latihan yang dapat membangun atau membentuk otot-otot tubuh seperti pergelangan tangan, punggung, lengan, dan sebagainya. Senam atau latihan tersebut termasuk juga unsur-unsur jungkir balik, lompatan, memanjat dan keseimbangan.
Definisi senam menurut Drs. Imam Hidayat dalam buku Penuntun Pelajaran Praktek Senam (STO Bandung, Maret 1970), "Senam ialah latihan tubuh yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematik dan dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis."
Olahraga senam terdiri dari bermacam-macam nomor: senam kuno, senam sekolah, senam alat, senam korektif, senam irama, turnen, dan senam artistik. Senam dari tahun ke tahun mengalami penyempurnaan dan semakin berkembang. Nomor senam yang dulunya tidak untuk dipertandingkan, sejak akhir abad ke-19 mulai dipertandingkan, dan dibentuklah wadah senam internasional, dengan nama Federation International de Gymnastique (FIG), yang mengelola antara lain :
- Senam artistik (artistic gymnastics)
- Senam ritmik (modern rhytmic)
Perkembangan Senam Artistik di Indonesia
Senam artistik mulai dikenal di Indonesia pada saat menjelang Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang I (GANEFO) di Jakarta pada tahun 1963. Di GANEFO I, senam artistik merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan, sehingga perlu dibentuk suatu organisasi untuk menyiapkan para pesenam. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 14 Juli 1963 dengan nama PERSANI (Persatuan Senam Indonesia) atas prakarsa tokoh-tokoh olahraga se-Indonesia yang menangani dan mempunyai keahlian pada cabang olahraga senam. Promotornya berasal dari tokoh-tokoh dari daerah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara. Persani kemudian membina dan menghasilkan atlet-atlet senam yang dapat ditampilkan dalam Ganefo I dan pertama kalinya pula pesenam-pesenam Indonesia menghadapi pertandingan internasional. Kegiatan selanjutnya Persani adalah mengikut sertakan tim senam dalam rangka Konferensi Asia Afrika I dan dalam Ganefo Asia. Pelatih-pelatih senam dari RRC didatangkan untuk mempersiapkan atlet-atlet Indonesia, sehingga Indonesia mengalami kemajuan dalam prestasi olahraga senam. Perkembangan latihan dengan pelatih dari RRC harus berhenti sementara karena kepulangan pelatih-pelatih dari RRC setelah meletusnya Gerakan 30 September.
Pada tahun 1967, T.J. Purba dikirim ke Jerman Timur untuk mengikuti sekolah khusus pelatih senam artistik selama 26 bulan sebagai upaya mengejar ketinggalan Indonesia dalam cabang olah raga senam. Titik tolak kedua perkembangan olah raga senam di Indonesia adalah dimasukkannya cabang olahraga senam artistik untuk pertama kalinya dalam Pekan Olahraga Nasional (PON VII/1969) di Surabaya, dan seterusnya dimasukkan dalam setiap penyelenggaraan PON.
Senam Lantai
Senam lantai pada umumnya disebut floor exercise, tetapi ada juga yang menamakan tumbling. Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan pada matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan, atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau belakang.
Jenis senam ini juga disebut latihan bebas karena pada waktu melakukan gerakan pesenam tidak mempergunakan suatu peralatan khusus. Bila pesenam membawa alat berupa bola, pita, atau alat lain, itu hanyalah alat untuk meningkatkan fungsi gerakan kelentukan, pelemasan, kekuatan, ketrampilan, dan keseimbangan.Senam lantai dilakukan di atas area seluas 12×12 m dan dikelilingi matras selebar 1 m untuk keamanan pesenam.
Rangkaian gerakan senam harus dimulai dari komposisi gerakan ringan, sedang, berat, dan akrobatik, serta mengandung gerakan ketangkasan, keseimbangan, keluwesan, dll. Pesenam pria tanpil dalam waktu 70 detik dan wanita tampil diiringi music dalam waktu 90 detik. Gerkan-gerakan yang menekankan tenaga harus dilakukan secara lambat dan sikap statis sekurang-kurangnya 2 detik. Gerakan-gerakan salto harus dikerjakan setinggi bahu.Pesenam tidak boleh menggunakan alat atau suatu benda.Senam lantai menggunakan area yang berukuran 12 x 12 meter, dan area 1 meter untuk menjaga keamanan.
Biasanya merupakan nomor pertama dalam pertandingan atas pertimbangan kesempatan bagi para pesenam untuk juga berlaku sebagai pemanasan karena gerakan-gerakannya tidak memerlukan tenaga otot yang luar biasa. Nomor ini mungkin merupakan tontonan yang paling mengasyikkan dibanding dengan alat-alat lain meskipun sebenarnya relatif berkembang paling baru. Untuk pertama kali nomor ini sebagai nomor perseorangan dalam Olympiade 1932 dan bagi wanita baru 20 tahun kemudian.
Senam lantai sangat populer terutama bagi penyelenggaraan secara massal yang dapat diikuti oleh ribuan peserta bersama-sama. Gerakan-gerakannya dapat dikerjakan secara seragam dan membentuk formasi-formasi yagn menarik dan mengesankan. Di negeri kita sekarang sedang digalakkan apa yang disebut senam pagi Indonesia.
Lantai pertandingan berukuran 12 m2 dalam ruang yang berukurang 14 m2 dilapisi karpet kenyal setebal 0,045 m. Pria tampil dalam waktu 70 detik dan wanita dengan diiringi musik 90 detik. Keduanya bertujuan untuk memberikan kesan kepada para wasit dengan rangkaian urutan dari berbagai lompatan, putaran, keseimbnagan dicampur dengan unsur-unsur lonjakan dan akrobatik. Gerakan-gerakan yang menekankan tenaga harus dilakukan secara lambat dan sikap statis sekurang-kurangnya 2 detik. Gerakan-gerakan salto harus dikerjakan setinggi bahu.
PEROLEHAN MEDALI CABANG SENAM PADA EVENT SEA GAMES
a. SEA Games X/1979 Jakarta-Indonesia
Perolehan: 5 meas, 7 perak, 2 perunggu:
5 emas : 1. Beregu Artistik Putri
2. Since Timisela
3. Since Timisela
4. Since Timisela
5. Syaiful Nazar
7 Perak : 1. Beregu Artistik Putra
2. Since Timisela
3. Dian Arifin
4. Dian Arifin
5. Chairina
6. Chairina
7. Widodo
2 Perunggu : 1. Widodo
2. Bambang Mujiono
(Keterangan: Kepastian tentang nomor apa yang berhasil dimenangkan masih dalam proses konfirmasi.)
b. SEA Games XI/1981, Manila-Philipina:
Perolehan: 1 emas, 1 perunggu.
1 Emas : Beregu Artistik Putri
1 Perunggu : Beregu Artistik Putra
c. SEA Games XII/1983: Singapore: Senam tidak dipertandingkan.
d. SEA Games XIII/1985: Bangkok-Thailand
Perolehan: 3 emas, 4 perak, 5 perunggu:
3 emas : 1. Beregu Artistik Putra
2. Eva T. Butar Butar: Serba Bisa
3. Meirina Diah Setyowati: Lantai
4 perak : 1. Beregu Artistik Putri
2. Eva T. Butar Butar: Kuda Lompat
3. Eva T. Butar Butar : Lantai
4. Syaiful Nazar : Lantai
5 Perunggu : 1. Meirina Diah Setyawati : Kuda Lompat
2. Meirina Diah Setyawati : Palang Bertingkat
3. Meirina Diah Setyawati : Serba Bisa
4. Eva T. Butar Butar : Balok Keseimbangan
e. SEA Games XIV/1987: Jakarta-Indonesia
Perolehan: 6 emas, 6 perak, 5 perunggu:
6 emas : 1. Beregu Artistik Putri
2. Eva T. Butar Butar : Kuda Lompat
3. Hesti Diwayanti : Palang Bertingkat
4. Esther Natalia : Lantai
5. Jonathan Mangiring S. : Lantai
6. Jonathan Mangiring S. : Palang Tunggal
6. perak : 1. Beregu Artistik Putra
2. Jonathan Mangiring S. : Gelang-Gelang
3. Woro Endang W. : Palang Bertingkat
4. Eva T. Butar Butar : Serba Bisa
5. Hesti Diwayanti : Balok Keseimbangan
6. Jonathan Mangiring S. : Serba Bisa
5 perunggu : 1. Esther Natalia : Kuda Lompat
2. Eva T. Butar Butar : Palang Bertingkat
3. Hesti Diwayanti : Serba Bisa
4. Eva T. Butar Butar : Lantai
5. Jeffrey Reza Sanger : Palang Sejajar
f. SEA Games XV/1989: Kuala Lumpur-Malaysia
Perolehan: 7 emas, 7 perak, 5 perunggu
7 emas : 1. Beregu Artistik Putri
2. Esther Natalia: Serba Bisa
3. Jonathan Mangiring S.: Lantai
4. Eva T. Butar Butar: Kuda Lompat
5. Woro Endang W.: Palang Bertingkat
6. Esther Natalia: Balok Keseimbangan
7. Eva Butar Butar: Lantai
7 perak : 1. Beregu Artistik Putra
2. Jonathan Mangiring S.: Gelang Gelang
3. Eva T. Butar Butar: Serba Bisa
4. Wuri Lilawati: Palang Bertingkat
5. Esther Natalia: Lantai
6. Wila Olivia: Tali (Ritmik)
7. Wila Olivia: Simpai (Ritmik)
5 Perunggu : 1. Jonathan M. Sianturi: Serba Bisa
2. Jonathan M. Sianturi: Kuda Lompat
3. Jonathan M. Sianturi: Palang Sejajar
4. Jonathan M. Sianturi: Palang Tunggal
5. Wuri Lilawati: Serba Bisa
g. SEA Games XVI/1991: Manila-Philipina
Perolehan: 3 emas, 3 perak, 4 perunggu:
3 emas : 1. Wuri Lilawati: Serba Bisa
2. Wuri Lilawati: Kuda Lompat
3. Wuri Lilawati: Palang Bertingkat
3 perak : 1. Beregu Artistik Putri
2. Irma Febriyanti: Palang Bertingkat
3. Francisca Januarum: Balok Keseimbangan
4 perunggu : 1. Beregu Artistik Putra
2. Beregu Ritmik
3. Irma Febriyanti: Serba Bisa
4. Jeffrey Reza Sanger: Palang Sejajar
h. SEA Games XVII/1993: Singapore
Perolehan: 5 emas, 5 perak, 5 perunggu:
5 emas : 1. Sherly Novitasari: Serba Bisa
2. Wuri Lilawati: Palang Bertingkat
3. Sherly Novitasari: Balok Keseimbangan
4. Jonathan M. Sianturi: Kuda Pelana
5. Jonathan M. Sianturi: Gelang-Gelang
5 perak : 1. Beregu Artistik Putri
2. Khaerudin Pasaribu: Gelang-Gelang
3. Jonathan M. Sianturi: Kuda Lompat
4. Jonathan M. Sianturi: Palang Sejajar
5. Jonathan M. Sianturi: Palang Tunggal
5 Perunggu : ?
i. SEA Games XVIII/1995: Chiang May-Thailand
Perolehan: 2 emas, 1 perak, 3 perunggu:
2 Emas : 1. Jonathan M. Sianturi: Gelang-Gelang
2. Jonathan M. Sianturi: Kuda Lompat
1 perak : Beregu Artistik Putra
3 perunggu : 1. Beregu Artistik Putri
2. Jonathan M. Sianturi: Lantai
3. Jonathan M. Sianturi: Palang Tunggal
j. SEA Games XIX/1997: Jakarta-Indonesia
Perolehan: 8 emas, 4 perak, 4 perunggu:
8 emas : 1. Jonathan M. Sianturi: Seluruh Alat
2. Jonathan M. Sianturi: Kuda Lompat
3. Jonathan M. Sianturi: Lantai
4. Jonathan M. Sianturi: Gelang-Gelang
5. Jonathan M. Sianturi: Palang Tunggal
6. Afrina Siahaan: Palang Bertingkat
7. Sherly Novitasari: Lantai
8. Beregu Ritmik
4 perak : 1. Beregu Artistik Putra
2. Jonathan M. Sianturi: Palang Sejajar
3. Afrina Siahaan: Kuda Lompat
4. Yulianti: Serba Bisa (Ritmik)
4 perunggu : 1. Jonathan M. Sianturi: Kuda Pelana
2. Beregu Artistik Putri
3. Lulu Manurung: Gelang-Gelang
4. Sukma Anggraini: Balok Keseimbangan
k. SEA games XX/1999: Brunei Darussalam
Senam Tidak dipertandingkan.
l. SEA Games XXI/2001: Kuala Lumpur-Malaysia
Perolehan: 2 emas, 4 perak, 6 perunggu:
2 emas : 1. Jonathan M. Sianturi: Serba Bisa
2. Jonathan M. Sianturi: Kuda Pelana
4 perak : 1. Jonathan M. Sianturi: gelang-Gelang
2. Helmi Firmansyah: Kuda Lompat
3. Afrina Siahaan: Palang Bertingkat
4. Yulianti: Bola (Ritmik)
6 perunggu : 1. Beregu Artistik Putra
2. Beregu Ritmik
3. Sepri Haryadi: Palang Sejajar
4. Lulu manurung: Gelang-Gelang
5. Jonathan M. Sianturi: Lantai
6. Dewi Prahara: Kuda Lompat
Demikian uraian tentang Sejarah Prestasi Senam di Indonesia.