Manfaat Sekolah
Adi seorang siswa SMP kelas IX, la sedang mengalami kesulitan untuk memilih sekolah setelah ia lulus SMP kelak. Orangtuanya menyuruh untuk masuk SMA agar bisa kuliah di universitas ternama. Sementara itu, teman-temannya menyarankan untuk masuk SMK jurusan otomotif mengingat Adi pandai mengutak-atik mobil ayahnya serta menyukai pelajaran fisika dan matematika. Adi sendiri berkeinginan untuk cepat-cepat bekerja agar tidak tergantung pada orangtuanya. Wah, kira-kira sekolah mana yang cocok untuk Adi?
Sebagaimana diungkapkan pada artikel terdahulu, masa remaja merupakan masa yang paling penting peranannya untuk perkembangan pada masa-masa selanjutnya, karena pada saat remaja inilah yang menjadi pondasi bagi keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam perjalanan kehidupan saat perkembangan berikutnya. Di masa inilah, seorang remaja harus berusaha untuk menemukan jati diri, demi tercapainya kemandirian emosional, kematangan hubungan sosial, dan mempersiapkan diri untuk meniti karier ke tingkat yang lebih tinggi.
Sehubungan dengan persiapan diri dalam perjalanan meniti karier, bagi kamu yang akan menyelesaikan pendidikan di sekolah tingkat pertama, Perlu mempertimbangkan akan kemana arah tujuan hidup anda, mau melanjutkan ke mana ?
Tentu saja seorang remaja yang baru tamat Sekolah Menengah Pertama harus terus melangkah maju sebab sekolah memiliki manfaat yang besar sekali bagi seorang Remaja, Apa jadinya kalau tidak sekolah, sudah tentu mau tak mau harus bekerja walau dengan pengetahuan yang minim, kecuali jika anda mau belajar banyak baik dari perkembangan teknologi maupun dengan lingkungan sekitar. Menurut John W. Santrock, sekolah memegang peran yang cukup penting bagi perkembangan intelektual, keterampilan sosial, serta menunjang dunia kejuruan yang ingin kita masuki. Contoh, sekolah dasar dan SMP mengajarkan ilmu pengetahuan dasar mengenai cara membaca, menulis, dan berhitung yang baik untuk menunjang cita-cita menjadi peneliti, pengusaha, dan sebagainya. Banyaknya guru dan mata pelajaran yang dijumpai di SMP membuat siswa dapat memilih sekolah dan mata pelajaran yang diminatinya setelah lulus. Banyaknya jam pelajaran di sekolah membuat siswa memiliki banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan mendapatkan teman yang sesuai, serta lebih tertantang secara intelektual melalui berbagai tugas akademis.
Disamping mengembangkan kapasitas intelektual, sosial, dan kejuruan, sekolah juga memberikan pengaruh yang cukup besar dalam perkembangan remaja. Misalnya, di sekolah kita bisa mendapatkan pengetahuan yang benar dan tepat mengenai perubahan fisik serta psikologis yang terjadi ketika seseorang memasuki masa puber dan bagaimana menyikapinya. Pengetahuan tersebut bisa membantu siswa untuk mencapai salah satu tugas perkembangan remaja, yaitu menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
Setelah, bersekolah di SMP, tidak lantas membuat kita berpuas diri. Kita juga perlu melanjutkan jenjang pendidikan kejenjang sekolah yang lebih tinggi seperti sekolah menengah atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai dengan arahan masa karier kita di masa depan. Karier di masa depan tidak akan mungkin terwujud apabila kita berhenti karena sudah merasa cukup Memilih Sekolah yang Tepat
Begitu pentingnya peran sekolah dalam pembentukan perkembangan karakter, kepribadian, intelektual, sosial, dan karier seorang remaja, maka haruslah menentukan sekolah yang tepat serta cocok dengan cita-cita dan impian. Masa sekarang ini, memang ada banyak sekolah yang tersebar di berbagai daerah, tetapi tidaklah semuanya sekolah tersebut termasuk dalam kategori sekolah yang baik serta bisa menunjang perkembangan diri kita sebagai remaja.
Kriteria tersebut dapat dilihat dengan cara mengetahui serta memahami sekolah-sekolah lanjutan yang termasuk dalam ruang lingkup SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas), baik dari segi jenjang, jenis, macam, maupun peringkat prestasinya.
Dari segi jenjang pendidikan, SLTP/SMP merupakan jenjang tertinggi pendidikan dasar di setelah TK dan SD. Ketika sudah menyelesaikan pendidikan di tingka SMP, maka jenjang selanjutnya adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) kemudia baru Perguruan Tinggi yang merupakan pendidikan menengah tinggi.
Dari segi Jenis, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dibagi menjadi dua, yaitu SMA dan SMK.
Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya memiliki sejenis saja, sedangkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bisa terbagi lagi menjadi sembilan kelompok, yaitu sebagai berikut.
1. Kelompok teknologi dan industri.
2. Kelompok bisnis dan manajemen.
3. Kelompok seni dan kerajinan.
4. Kelompok pariwisata.
5. Kelompok kesenian.
6. Kelompok olahraga.
7. Kelompok agama.
8. Kelompok kesehatan dan obat-obatan.
9. Kelompok kesejahteraan masyarakat.
Menurut Tim MGP & Kelompok Kerja Pengembangan Kurikulum Sanggar Bimbingan dan Konseling SMP DKI Jakarta, ada tiga jalur yang dapat ditempuh setelah menamatkan SMP, yaitu sebagai berikut.
1. Jalur satu.
Setelah lulus SMP, siswa melanjutkan pendidikan ke SMA, lalu ke Perguruan Tinggi. Mengapa? Karena 90% pengetahuan yang diberikan di SMA memang dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Setelah lulus dari Perguruan Tinggi barulah bekerja dan mengembangkan karier. Agar jalur ini benar-benar berhasil maka harus dipersiapkan secara sunguh-sungguh segala kondisi seperti nilai hasil belajar (kemampuan), bakat, minat, fisik, serta mental dan sosial ekonomi.
2. Jalur dua.
Setelah lulus SMP, siswa melanjutkan ke SMK pilihannya berdasarkan bakat dan kemampuan. Kurikulum pendidikan kejuruan yang diterapkan di SMK memang dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja. Dari seluruh pengetahuan yang diberikan di SMK, 60% diantaranya disampaikan dalam bentuk praktik dan 40% dalam bentuk teori. Oleh karena itu, setelah tamat SMK, seseorang telah memiliki persiapan untuk bekerja sesuai keterampilan yang diperolehnya di sekolah. Setelah tamat SMK, seseorang juga dapat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi (kuliah) yang sesuai dengan bidang yang ditekuni.
3. Jalur tiga.
Setelah lulus SMP langsung bekerja. Dalam bekerja itulah seseorang belajar sambil mengembangkan karier. Jadi, kalau kita tidak bisa melanjutkan sekolah setelah SMP, kita tidak perlu kecewa karena kita bisa ikut kursus keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakat kita dan/atau bekerja sesuai dengan peluang yang ada.
Setelah kita memahami hal-hal tersebut, kita harus mulai merencanakan studi lanjutan yang merupakan bagian dari tugas dan tanggung jawab setiap siswa yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-harinya. Sekolah tanpa rencana dan tujuan tentunya bagaikan kapal layar tanpa kemudi, sehingga arah dan tujuannya tidak menentu, yang akhirnya dapat terdampar membentur karang di lautan lepas. Demikian pula dengan belajar, melanjutkan pendidikan, atau bersekolah. Jika tidak ditunjang oleh suatu rencana dan tujuan yang jelas tentunya akan menyulitkan kita sendiri.
1. Kelompok teknologi dan industri.
2. Kelompok bisnis dan manajemen.
3. Kelompok seni dan kerajinan.
4. Kelompok pariwisata.
5. Kelompok kesenian.
6. Kelompok olahraga.
7. Kelompok agama.
8. Kelompok kesehatan dan obat-obatan.
9. Kelompok kesejahteraan masyarakat.
Menurut Tim MGP & Kelompok Kerja Pengembangan Kurikulum Sanggar Bimbingan dan Konseling SMP DKI Jakarta, ada tiga jalur yang dapat ditempuh setelah menamatkan SMP, yaitu sebagai berikut.
1. Jalur satu.
Setelah lulus SMP, siswa melanjutkan pendidikan ke SMA, lalu ke Perguruan Tinggi. Mengapa? Karena 90% pengetahuan yang diberikan di SMA memang dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Setelah lulus dari Perguruan Tinggi barulah bekerja dan mengembangkan karier. Agar jalur ini benar-benar berhasil maka harus dipersiapkan secara sunguh-sungguh segala kondisi seperti nilai hasil belajar (kemampuan), bakat, minat, fisik, serta mental dan sosial ekonomi.
2. Jalur dua.
Setelah lulus SMP, siswa melanjutkan ke SMK pilihannya berdasarkan bakat dan kemampuan. Kurikulum pendidikan kejuruan yang diterapkan di SMK memang dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja. Dari seluruh pengetahuan yang diberikan di SMK, 60% diantaranya disampaikan dalam bentuk praktik dan 40% dalam bentuk teori. Oleh karena itu, setelah tamat SMK, seseorang telah memiliki persiapan untuk bekerja sesuai keterampilan yang diperolehnya di sekolah. Setelah tamat SMK, seseorang juga dapat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi (kuliah) yang sesuai dengan bidang yang ditekuni.
3. Jalur tiga.
Setelah lulus SMP langsung bekerja. Dalam bekerja itulah seseorang belajar sambil mengembangkan karier. Jadi, kalau kita tidak bisa melanjutkan sekolah setelah SMP, kita tidak perlu kecewa karena kita bisa ikut kursus keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakat kita dan/atau bekerja sesuai dengan peluang yang ada.
Setelah kita memahami hal-hal tersebut, kita harus mulai merencanakan studi lanjutan yang merupakan bagian dari tugas dan tanggung jawab setiap siswa yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-harinya. Sekolah tanpa rencana dan tujuan tentunya bagaikan kapal layar tanpa kemudi, sehingga arah dan tujuannya tidak menentu, yang akhirnya dapat terdampar membentur karang di lautan lepas. Demikian pula dengan belajar, melanjutkan pendidikan, atau bersekolah. Jika tidak ditunjang oleh suatu rencana dan tujuan yang jelas tentunya akan menyulitkan kita sendiri.
“Aku pikir, toh aku mau SMA di sekolah itu juga. Jadi tidak perlu ikut UAN. Tahu-tahu ada yang bilang begitu, waktuku jadi padat sekali. Setiap ada waktu luang sedikit saja aku pakai untuk belajar,” ujarnya.
Jadwal padat untuk persiapan ujian ini membuat Sherina sementara waktu meninggalkan kesibukannya menulis lagu. Rencananya, akhir tahun ini ia ingin mengeluarkan album keempat.
“Tetapi, album ini masih belum pasti. Aku belum punya bayangan apakah bisa jadi atau tidak,” ujar Sherina yang selain belajar juga sibuk latihan balet klasik, balet jazz, piano jazz, piano klasik, dan wushu.
Sherina rupanya sibuk belajar banyak hal. Sebenarnya apa cita-citamu? “Aku tidak tahu akan jadi apa, tetapi aku yakin semua yang aku pelajari sekarang pasti ada gunanya kelak,” tegas remaja kelahiran Bandung, 11 Juni 1990, ini.
“Tetapi, album ini masih belum pasti. Aku belum punya bayangan apakah bisa jadi atau tidak,” ujar Sherina yang selain belajar juga sibuk latihan balet klasik, balet jazz, piano jazz, piano klasik, dan wushu.
Sherina rupanya sibuk belajar banyak hal. Sebenarnya apa cita-citamu? “Aku tidak tahu akan jadi apa, tetapi aku yakin semua yang aku pelajari sekarang pasti ada gunanya kelak,” tegas remaja kelahiran Bandung, 11 Juni 1990, ini.