Pengertian Agama Islam
Secara etimologi, kata islam berasal dari bahasa Arab, diambil dari kata dasar salima yaslamu salamatan wasalaman, yang artinya, “selamat, damai, tunduk, patuh, pasrah, menyerahkan diri, rela, puas, menerima, sejahtera, dan tidak cacat.’’ (Al Munawir, 1984: 669).
Pengertian islam secara terminologis adalah agama atau peraturan-peraturan Allah yang diwahyukan kepada Nabi dan RasulNya sebagai petunjuk bagi umat manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. (Zakky Mubarak Syamrakh, 2010: 51). Inti arti agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang berimplikasi pada kepercayaan kepada aturan Tuhan bagi manusia. Kepercayaan tersebut tumbuh dalam kehidupan manusia sejak manusia pertama kali diciptakan.
Pengertian islam secara terminologis adalah agama atau peraturan-peraturan Allah yang diwahyukan kepada Nabi dan RasulNya sebagai petunjuk bagi umat manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. (Zakky Mubarak Syamrakh, 2010: 51). Inti arti agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang berimplikasi pada kepercayaan kepada aturan Tuhan bagi manusia. Kepercayaan tersebut tumbuh dalam kehidupan manusia sejak manusia pertama kali diciptakan.
Karakteristik Agama Islam
Sebagian dari fungsi diturunkannya al Quran adalah untuk menyempurnakan jiwa manusia, baik sebagai individu, makhluk sosial, maupun sebagai bagian dari masyarakat dan bangsa. Sebagai agama, islam memiliki beberapa karakteristik yang berbeda-beda dengan agama-agama lain.
Dr.Yusuf al Qaradhawi, ulama Mesir termukaka, dalam bukunya al Khasha’ish al ‘Ammah li al Islam, menjelaskan karakteristik islam sebagai berikut: (1) Rabbaniyyah (Ketuhanan), islam merupakan satu-satunya agama yang bersumber dari Allah s.w.t., bukan hasil ciptaan manusia. (2) Insaniyya (Kemanusiaan), islam merupakan agama yang cocok sengan fitrah manusia. (3) Syumuliyyah (Menyeluruh), islam merupakan agama yang mengatur segala aspek kehidupan manusia, mencakup akidah (teologi), ibadah, muamalah (hubungan antar sesama manusia), jinayah (pidana), ahwal syakhshiyyah (perdata), dan akhlak (moralitas).
Berikutnya, (4) al Waqi’iyyah (Realitas), semua ajaran yang diajarkan oleh agama islam realistis, artinya dapat diaplikasikan secara mudah di kehidupan yang sebenarnya. (5) al Wasathiyyah (Moderat), yaitu ajaran yang sangat memperhatikan unsur keseimbangan antara faktor materi dengan faktor immateri. (6) al Wudhuh (Jelas), islam memiliki konsep yang jelas dalam membina umatnya. Terakhir, (7) al Jam’u baina al Tsabat wa al Murunnah (Integritas antara Permanen dan Fleksibel), bahwa ajara islam memperhatikan kondisi umat yang berbeda-beda, menyatukan dua aspek sekaligus, antara azimah (ketetapan awal) dan rukhshah (keringanan).
1) Islam Agama Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dari dulu sudah ada, bahkan islam pun mempunyai ilmuwan-ilmuwan yang sangat banyak. Pada masa kejayaannya, dunia islam dikenal dengan para ilmuwannya yang menguasai beragam disiplin keilmuan, misalnya di bidang teologi ada al Asy’ari dan al Maturidi, dibidang sastra seperti al Jahiz dan Ibn qutaybah, dibidang sejarah dan geografi ada al Baladhuri dan al Ya’kub, dibidang matematika dan astronomi seperti al Khawarizmi dan Ibn Haitsam, dan masih banyak lagi.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat diuji dengan metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan salah satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah s.w.t. kepada kita, manusia, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula.
Ajaran islam memerintahkan kepada umatnya agar rajin mencari ilmu, karena dengan ilmu itu seseorang akan memperoleh apa yang diinginkannya. Ilmu adalah pelita yang menerangi umat manusia menuju kebenaran dan kesuksesan. Seserorang muslim tidak diperkenankan untuk mengikuti suatu pandangan, ajaran atau kegiatan yang tidak atau belum ia ketahui, karena sesungguhnya Allah berfirman :
Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
Kajian Islam dalam berbagi disiplin ilmu,baik disiplin Ilmu Kalam, Fiqih, Filsafat, ataupun Tasawuf, selalu dikembangkan dengan metode argumentative dan filosofis. Dengan demikian, para cendekiawan dan umat manusia pada umumnya akan menerima dan memahami ajaran agama islam dengan penuh keyakinan dan keteguhan hati. Dengan demikian, akidah, syariah, dan akhlak umat manusia akan terus dalam bimbingan al Quran dan al Sunnah.
2. Islam Agama Fitrah
Islam merupakan agama fitrah, agama yang sesuai dengan naluri, tabiat dan bawaan alam semesta, yang dalam istilah agama disebut ‘’sifat jibiliyah’’. Ajaran islam bukan merupakan suatu angan-angan atau khayalan yang sulit di realisasi tetapi ia merupakan kenyataan yang dapat dikerjakan oleh seseorang yang menghendaki hal itu.
Secara bahasa fitrah artinya al khaliqah yaitu keadaan asal ketika seseorang manusia diciptakan oleh Allah s.w.t. setiap manusia lahir dalam keadaan berislam, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
Artinya: “Setiap manusia yang lahir, mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani.”
Ajaran agama islam tidak menyulitkan siapapun, dengan catatan bahwa seseorang itu ikhlas menjalankannya. Peraturan-peraturan dalam agama islam sesuai dengan kemampuan manusia serta tidak bertentangan dengan nurani dan pikiran yang sehat.
Arti: ‘’Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’’ (QS. Al-Rum, 30: 30)
Risalah Islamiyah disebarkan untuk semua bangsa guna memperbaiki citra mereka yang telah rusak oleh kepercayaan yang menyesatkan. Umat manusia diarahkan agar kembali kepada fitrah Allah s.w.t. yaitu agama yang hak dan jalan yang benar. Dengan risalah Islamiyah itu, mereka dibimbing kembali agar menuju jalan yang benar, jalan yang di ridhai Allah s.w.t. Setiap individu manapun sebenarnya dilahirkan dalam keadaan yang fitrah.
Namun, karena faktor dari orang tua, lingkungan, dan pendidikannya lah yang membentuk orang itu menjadi baik atau buruk. Baik atau buruknya seseorang juga ditentukan oleh sikap pribadinya dalam memilih jalan yang ditempuh. Manusia mempunyai akal pikiran, dengan karunianya itu lah ia dapat membedakan yang baik dan buruk, yang terpuji dan tercela, baik untuk dirinya maupun orang lain.